Judul

IMG-20181202-WA0008

Oleh: Arif Furqon

Sekarang sore hari, waktu saya memulai membuat tulisan ini. Untungnya ada penanda waktu berupa jam sehingga saya tahu bahwa ini sore yang sesungguhnya. Karena sejak pagi di tempat saya langit mendung dan sesekali turun rintikan air dan rintihan hati ini.

Saya sebenarnya bingung mau menulis apa, sehingga judul saya biarkan berupa judul, kalimat awal paragraf bukan kalimat utama bukan karena sengaja menaruhnya di akhir paragraf, toh saya juga tidak yakin dalam proses menulis ini nanti akan lebih dari satu paragraf atau bahkan bisa menyelesaikan tulisan ini. Lalu saya mau menulis apa? Ya ingin nulis aja. Tidak. Saya tidak mau alasan sok kayak gitu.

Saya sebenarnya dihantui tekanan mistis untuk segera menulis. Mungkin asalnya dari tanggung jawab menyelesaikan skripsi yang sudah saya abaikan berbulan-bulan. Bisa jadi berasal dari ajakan teman saya untuk kembali menulis di lontardoc, sebuah blog tidak jelas yang sudah lama tidak update. Atau karena tidak ada gebetan yang bisa menampung keluhan dan hasrat saya.

Sampai sini saya sebenarnya membaca ulang paragraf di atas. Saya malu. Saya ingin mengakhiri tulisan saya. Bahkan menghapusnya. Jelek sekali! Sudah lama tidak menulis jadi macet otak saya memproduksi kata-kata, mengorganisir ide-ide, merangkai kalimat bla bla bla. HILIH!! Toh memang saya tidak memiliki sedikitpun kemampuan itu. Tidak pernah ada tulisan saya yang bagus. Saya harap ini hanya anggapan saya sendiri dan ada orang lain yang menyangkalnya. Amiin..

Eh ternyata keterusan menulis, tidak jadi saya akhiri deh. Toh saya mulai kepikiran sesuatu untuk ditulis. Meskipun tetap tidak akan saya ganti judulnya karena sudah terlanjur bilang di awal kalau judul saya biarkan demikian. Kan tinggal diubah dengan menghapus paragraf sebelumnya? Tidak. Meskipun saya pakai laptop untuk menulis sehingga menghapus bukan hal yang sulit, saya bertekad tidak akan ada proses menghapus atau mengubah tulisan yang terlanjur saya tulis sebelumnya, kecuali typo yang memancing netizen nyinyir kekanak-kanakan.

Bakilah, mulai sekarang pembahasannya menjadi serius.

Eeehh, terlanjur menulis tentang tekad lalu bilang akan mulai serius, saya masih ada yang sesuatu untuk dicurhatkan. Karena sudah lama tidak menulis, saya juga sudah lama tidak membaca. Maka dari itu ketika tekanan-demi tekanan muncul saya mulai serampangan membaca berbagai tulisan. Meskipun tidak banyak tapi mulai timbul gejolak dan percikan konflik di pikiran saya dari berbagai bacaan tersebut. Mulai dari jurnal-jurnal berbahasa inggris sebagai sumber referensi skripsi saya, mojok.co yang isinya tulisan satir dan banyak julidnya, manga (komik jepang), manhwa (komik cina) dan komik-komik webtoon alhamdulillah ada juga blog-blog maiyah yang kalem dan menenangkan hingga tweet-tweet milenial yang alay.

Akhir-akhir ini saya memang mulai agak aktif main twitter, dan dari situ pula saya mulai sering sambang mojok karena saya follow akunnya. Tapi kemarin dengan sadar saya buka webnya langsung dan serentak membuka banyak artikel sekaligus untuk khataman. Hal ini didorong keinginan memenuhi ajakan menulis di lontardoc. Saya akhirnya pilih mojok sebagai bahan referensi menulis karena ada beberapa sisi dari tulisan-tulisannya yang saya anggap keren meskipun tidak sedikit yang kebablas alay juga. Jadi harap maklum jika tulisan ini menampilkan aura ke-alay-an yang nyata.

Sekarang benar-benar dimulai tulisan seriusnya..

Sebuah Proposal Ngeruwat Lontardoc

Sampai saat ini tidak ada kejelasan mengenai jati diri lontardoc, malah saya berpikiran bahwa ketidakjelasan merupakan jati diri lontardoc. Saya tidak ada niatan menghina teman-teman yang lebih awal ada di sana atau bahkan yang membuatnya. Seandainya saya menghina pun mereka mau apa? Toh lontardoc mati akibat ketidakjelasan itu.

Jadi sebelum membahas proposal dan tetek bengek lainnya mari sama-sama bertanya dan memikirkan jawabanya, lontardoc itu apa? Apa pentingnya lontardoc ada dan dipertahankan keberadaannya? Manfaatnya bagi kita pribadi, bangsa Indonesia dan dunia apa??

Saya yakin semua jawaban yang mungkin muncul tidak sama satu sama lain. Kalaupun ada jawaban yang sama, mungkin karena orangnya memiliki kemiripan dalam hidupnya, tapi tetap saja itu bukan sebuah konsensus. Maka saya akan menawarkan jawaban dari pertanyaan tersebut menurut perspektif saya pribadi. Tapi sebelum itu izinkan saya menyampaikan sejarah keterlibatan saya dengan lontardoc.

Sebenarnya saya agak lupa awal mulanya, tapi seingat saya tiba-tiba sudah ada lontardoc dengan beberapa tulisan yang diposting melalui jasa blog wordpress. Termasuk tulisan saya. Tulisan unek-unek remaja baru kuliah yang saya bagikan ke teman saya. Sebelumnya saya tidak pernah kepikiran tulisan saya itu layak dipublikasikan. Namun karena ada blog yang mempublikasikannya, meskipun blog tidak jelas yang gratisan dan juga tidak memberikan honor pada saya, setidaknya saya merasa senang dan dihargai.

Karena yang membuat blog adalah teman saya sendiri, akhirnya saya ditawari untuk sekalian aktif membantu mengisi blog tersebut dengan tulisan-tulisan saya. Saya saat itu setuju, malah bisa dibilang sangat semangat menerima tawaran tersebut. Bahkan saya mulai berandai-andai tidak jelas bahwa blog gratisan tersebut akan menyaingi mojok dan tirto. WKWKWK GOBLOK!!11!!1!1!!

Saat itu saya memang dalam kondisi yang cukup mendukung untuk produktif menulis. Intensitas kegiatan (sok) aktivis kampus dan membaca buku-buku berat memang tidak terlalu tinggi tapi setidaknya saya bukan mahasiswa apatis. Banyak interaksi dengan gagasan-gagasan baru, baik dari teman-teman kampus yang keren atau buku-buku yang membosankan serta ditambah pengalaman berorganisasi di kampus yang meskipun tidak banyak tapi cukup untuk memicu otak saya bekerja. Terutama saya belum bertemu hantu skripsi saat itu.

Seiring berjalannya waktu, kondisi-kondisi di atas mulai berubah. Saya selain hedon juga tidak malu disebut apatis. Sok merasa cukup berkecimpung dalam dan sudah waktunya mentas dari dunia aktivisme. Padahal belum ada sejarah yang mencatat prestasi saya. Tapi setidaknya ada catatan kecil mengenai pengkhianatan dan perusakan yang saya lakukan. Kalau ada yang tanya di Unej sekarang kok sepi ya? Kok gak ada bau-baunya aktivisme. Saya punya jawabannya.

Anda memang menutup mata dan telinga anda!! Kata siapa sepi? Jangan berani-berani menganggap aktivisme mahasiswa di kampus saya ini telah mati! Lihat baik-baik dong. Kalaupun anda malah mengumpat karena kenyataannya sesuai dengan pernyataan anda setelah melakukan observasi dengan sungguh-sungguh, saya ikhlas jika saya disalahkan juga. Saya tidak mau sok heroik dengan memasang badan untuk semua cacian yang mungkin muncul. Toh sebenarnya bukan cuma saya oknum yang terlibat dalam gagalnya regenerasi aktivisme di kampus saya.

Bagi kalian yang masih aktif di kampus lalu membaca tulisan ini, jika kalian tidak setuju ya silahkan. Kalau ketemu saya bukan salaman tapi malah meludahi saya ya monggo. Tapi saya ludahi kalian balik dong, mending kita baku hantam saja!

Intinya saya semakin kesini semakin pragmatis. Saya bahkan cenderung fatalis. Sering saya menyampaikan narasi agung dekatnya hari akhir dan menurunnya kualitas manusia yang lumrah terjadi. Saya bilang ke teman-teman yang pusing berpikir dengan sepenuh jiwanya tentang kondisi kampus dewasa ini bahwa memang sudah waktunya berakhir, melarangnya berjuang berdarah-darah, menganggap perjuangan tersebut sia-sia, melabeli organisasinya sudah tidak relevan dan sebagainya.

Dapat saya simpulkan bahwa saya sudah menjadi seburuk-buruknya manusia. Meskipun saya masih malu untuk mengklaim bahwa saya kandidat yang layak menjadi dajjal. Seandainya saja kalian yang membaca tulisan ini juga mengalami hal serupa atau sedikit ada kemiripan, saya mohon dengan sangat untuk segera bertaubat dan memperbaiki diri selagi bisa. Agar saya tidak terlalu banyak saingan nantinya dalam proses pemilihan menjadi dajjal zaman now. Indonesia membutuhkan pribadi mulia untuk bisa bangkit dan memimpin dunia menuju kebaikan, tentu pemuda seperti kalianlah harapannya berasal. Waduh kok ngelantur kemana-mana ya, kayak Dragon Ball aja.

Sebelum akhirnya lontardoc mati atau dianggap mati karena tidak pernah update, saya telah menulis beberapa artikel tidak jelas di sana, mengoreksi dan mengedit tulisan teman saya yang saya anggap tidak jelas juga, serta membuat ilustrasi untuk tulisan-tulisan yang dimuat di lontardoc. Memang posisi saya apa di lontardoc? Tidak jelas. Sampai sini saya yakin kalian sudah mantap mengimani ketidakjelasan lontardoc. Masih ragu?

Baiklah saya sampaikan bahwa jangankan susunan yang jelas untuk mengurusnya, siapa yang bertanggung jawab untuk mengurus lontardoc saja tidak jelas bung! Maka di tengah perjalanan beberapa kali muncul pertanyaan seperti siapa yang boleh nulis di lontardoc? Tulisan seperti apa yang bisa dimuat? Proses sampai tulisan tersebut dipost gimana? Jujur saja belum ada jawaban pasti dari pertanyaan tersebut. Apabila ada beberapa orang di lontardoc yang merasa bahwa jawabannya ada dan pasti, saya nanti juga ingin ada perubahhan terhadapnya dengan menawarkan pendapat pribadi saya.

Berdasarkan pengalaman, untuk sementara dapat saya simpulkan bahwa tidak semua orang bisa menulis di lontardoc, hanya mereka yang pernah mondok di Al Amin saja. Juga tidak semua tulisan bisa dimuat, karena harus saya koreksi dulu. Tidak ada standart yang baku, hanya saja setidaknya saya dan satu teman saya atau salah satu darinya menganggap tulisan tersebut layak (keren) melalui beberapa revisi baru bisa dimuat di lontardoc. Kenapa ada revisi?

Sebenarnya sempat terbesit di pikiran saya bahwa lontardoc akan menjadi media untuk membantu mempertemukan teman-teman alumni pondok yang sudah jarang bisa berkumpul melalui tukar ide dan gagasan dari tulisan-tulisan yang ada di lontardoc. Sekaligus menjadi tempat belajar menulis, maka dari itu sebelum bisa dimuat, tulisan teman-teman saya setidaknya tidak mempermalukan lontardoc dan dirinya sendiri. Kan kasihan kalau tulisan compang-camping dimuat lalu diejek pembaca, nanti ngambek dan mengakhiri hidup kepenulisannya. Meskipun saya ragu ada pembaca yang mengejeknya atau bahkan ada yang membacanya haha.

Saya kira sudah sangat panjang ulasan mengenai lontardoc lama yang saya tulis. Tanpa ada niat menyederhanakan dinamika di dalam lontardoc, saya anggap apa yang saya sampaikan bisa menggambarkan seperti apa perjalanan lontardoc hingga saat ini, atau sedikitnya bagaimana keterlibatan saya pribadi dengan lontardoc. Saya menginginkan lontardoc ngeruwat dirinya. Yakni mengancurkan dirinya yang lama dengan ikhlas agar mampu mencapai dirinya yang baru, yang lebih baik lagi. Maka dari itu, jika ada dari kalian para pembaca yang bukan alumni pondok Al Amin tapi membaca tulisan ini, bahkan lanjut membaca tulisan receh ini sampai sini, saya sampaikan terima kasih.

Kalau kalian pikir tidak ada kaitannya hidup kalian dengan lontardoc ya tidak salah. Tapi jika kalian punya ketertarikan terhadap tulis-menulis, saya harap kalian mau untuk sedikit memiliki ikatan dengan lontardoc. Berikut adalah beberapa poin pengeruwatan yang saya ajukan:

Pertama, lontardoc ada harus karena memiliki manfaat. Saya membebaskan semua orang untuk menafsirkan maksud dari manfaat tersebut. Namun saya mengajukan batasan manfaat dengan jelas bahwa lontardoc tidak boleh merugikan pihak lain. Jadi apabila nantinya ada pihak yang dirugikan oleh lontardoc, silahkan kalau mau menuntut. Tapi saya dengan hormat memohon kesediaanya untuk menyampaikan terlebih dahulu kerugian yang dialami dan menerima penjelasan dari pihak lontardoc. Kalau bisa diselesaikan secara baik-baik kenapa tidak?

Kedua, tujuan lontardoc adalah menjadi wadah untuk menampung dan mengasah semua orang yang memiliki minat untuk belajar, khususnya belajar menulis. Tidak ada lagi batasan latar belakang tertentu. Selama kalian masih merasa layak disebut orang dan memiliki minat untuk belajar, lontardoc sebagai wadah selalu terbuka bagi kalian. Bukankah menyenangkan bisa terhubung dengan orang-orang yang minatnya sama dan mau bersama-sama belajar?

Ketiga, lontardoc tidak lagi memiliki ikatan khusus dengan KPNHB (Komunitas Penemu Nama Hewan Buas). Perlu ditekankan bahwa informasi tentang KPNHB yang tertera di blog lontardoc bukanlah sesuatu yang disepakati bersama. Karena memang tidak ada mekanisme untuk membuat kesepakatan di dalamnya. Jika lontardoc jati dirinya tidak jelas, saya sampaikan bahwa KPNHB lebih dari itu. Hanya hasil kebodohan yang kekanak-kanakan. Meskipun pernah saya berpikir bahwa KPNHB itu keren, tidak lain ya karena saat itu saya masih bocah. Poinnya adalah saya mengusulkan kebebasan lontardoc dari semua bentuk perbudakan kepentingan-kepentingan kelompok tertentu. Dengan kata lain lontardoc bersifat independen dan hanya patuh pada Pancasila dan UUD 1945.

Keempat, kepengurusan lontardoc bersifat demokratis. Tidak ada pemilik atau pengurus tunggal. Semua keputusan yang dibuat harus berdasarkan kesepakatan bersama. Karena tidak ada kepengurusan sebelumnya saya rasa juga tidak perlu dibentuk kepengurusan sementara. Maka dari itu saya mengajukan bahwa setiap pihak yang kontennya pernah dimuat (kontributor) di lontardoc memiliki hak untuk menjadi pengurus. Terkait bentuk dan susunan kepengurusan untuk sementara akan ditentukan oleh pihak-pihak yang sampai saat ini pernah menjadi kontributor, dan sewaktu-waktu bisa diajukan perubahannya untuk dimusyawarahkan.

Kelima, mekanisme suatu konten bisa dimuat di lontardoc dibuat semudah mungkin. Kenapa konten dan bukan tulisan? Karena belajar yang dimaksud di poin kedua memang mengkhususkan menulis, tapi tidak membatasi untuk belajar hal yang lain. Misalnya ada yang suka membuat ilustrasi, komik, video, infografis, musik dan sebagainya, selama bermanfaat sesuai poin pertama maka konten tersebut layak dimuat di lontardoc. Tidak ada proses koreksi dan editing. Pengurus lontardoc berkewajiban memuat setiap konten yang diajukan kecuali bertentangan dengan poin pertama. Kritik dan saran bisa disampaikan melalui komentar atau di kesempatan lainnya tanpa memengaruhi penerimaan tulisan untuk dimuat. Toh kalau kontennya jelek atau tidak layak bagi beberapa orang tapi si pemilik konten menganggapnya layak, nantinya akan mendapatkan kritik dan saran sehingga malah bisa semakin baik kan. Pastinya seiring berjalannya waktu kalau menengok karya lama pasti malu-malu sendiri karena jelek, umumnya sih gitu.

Keenam, lontardoc harus mempunyai mekanisme apresiasi terhadap kontributor yang kontennya dimuat. Pembuatan mekanisme ditentukan oleh pengurus, dan hanya dapat diubah paling cepat 6 bulan setelah suatu mekanisme disepakati. Perubahan bisa diajukan oleh setiap pengurus tanpa terkecuali.

Demikian poin-poin yang saya ajukan. Saya harap bisa diterima semua pihak terkait. Terakhir saya berterima kasih kepada semua pembaca yang merelakan waktunya untuk sambang lontardoc, khususnya membaca artikel receh saya ini. Saya sadar kalau tulisan saya awut-awutan, compang-camping, alay, bocah dan segala yang jelek-jelek. Saya juga bukan orang yang suka menulis apalagi handal. Tapi saat ini entah mengapa saya berharap semangat untuk berkarya, khususnya menulis bisa tumbuh kembali dalam diri saya. Semoga saja tersalurkan semangatnya untuk segera menyelesaikan skripsi, hehe.

Mungkin ada orang yang kalau nulis ngelantur tidak jelas seperti saya ini, dengan bahasa yang tidak karuan, meskipun dalam kasus saya yang seperti ini tidak terjadi saat mengerjakan skripsi. Atau mungkin galau tiada akhir untuk memulai menulis dengan berbagai keraguan, tapi intinya bingung mulai dari mana? Semua pasti pernah mengalaminya, saya jamin.

Mungkin juga muncul ketakutan kalau nanti hasilnya jelek. Kalau kata Pandji Pragiwaksono ya pasti jelek kalau kita masih baru bikin sesuatu. Tidak mungkin bisa tiba-tiba jadi bagus. Ada tahapan dan proses yang mesti dilalui, tentunya hasil jelek adalah bagian dari proses tersebut. Maka dari itu saya mulai saja menulis kerecehan panjang ini.

Jadi saya harap kalian semua yang telah membaca tulisan ini tergerak hatinya untuk bersama-sama mau terlibat di lontardoc dan menjadi kontributornya untuk bersama-sama belajar. Salam hormat dari saya.

Jember, sore sampai malam tanpa senja.

Tinggalkan komentar